LIFE STYLE
4/5
049021500_1564388289-shutterstock_1108678235

Apa Itu Kimchi yang Sering Muncul di Drama Korea? Ini Manfaat dan Cara Membuatnya

Kimchi, asal Korea Selatan, akhir-akhir ini semakin populer di Indonesia, terutama setelah sering muncul di berbagai drama Korea. Sayuran fermentasi pedas ini tak hanya lezat, tetapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan yang luar biasa. Artikel ini akan membahas seluk-beluk kimchi, mulai dari sejarahnya hingga cara membuatnya sendiri di rumah.

Dari sekadar makanan pendamping, kimchi telah menjelma menjadi ikon kuliner Korea yang mendunia. Kehadirannya yang konsisten dalam drama Korea turut berperan besar dalam meningkatkan popularitasnya di kancah internasional, termasuk Indonesia. Banyak penonton yang penasaran dan ingin mencoba makanan unik ini setelah melihatnya dalam berbagai adegan.

Proses fermentasi kimchi menghasilkan rasa asam dan pedas yang khas, serta kaya akan probiotik Hal inilah yang menjadikan kimchi tidak hanya lezat, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan sistem imun tubuh

Drama Korea, atau yang sering disebut K-drama, telah memainkan peran yang sangat penting dalam memperkenalkan kimchi ke seluruh dunia. Kimchi, makanan fermentasi tradisional Korea yang terbuat dari sayuran (biasanya kubis Napa) dan bumbu-bumbu seperti cabai bubuk, bawang putih, dan jahe, sering ditampilkan dalam berbagai adegan di drama Korea. Adegan-adegan yang menampilkan kimchi dalam berbagai hidangan, mulai dari makanan sehari-hari seperti nasi dengan kimchi, sup kimchi (kimchi jjigae), hingga sajian spesial seperti kimchi pancake (kimchi jeon) atau kimchi fried rice, telah membangkitkan rasa ingin tahu penonton internasional terhadap makanan khas Korea ini.

Fenomena ini telah mendorong banyak penggemar drama Korea di seluruh dunia untuk mencari informasi lebih lanjut tentang kimchi. Mereka tidak hanya ingin tahu tentang rasanya, tetapi juga cara pembuatan, manfaat kesehatan, dan peran kulturalnya dalam masyarakat Korea.

Banyak di antara mereka bahkan mencoba membuat kimchi sendiri di rumah, menggunakan resep-resep yang tersedia online atau mengikuti tutorial video. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media, khususnya drama televisi, dalam memperkenalkan dan mempopulerkan aspek-aspek budaya kuliner suatu negara ke audiens global.

Popularitas kimchi yang meningkat ini juga telah memberikan dampak signifikan pada industri makanan global. Semakin banyak restoran internasional, tidak hanya restoran Korea, yang mulai menawarkan kimchi sebagai hidangan sampingan atau bahan dalam hidangan fusion. Produsen makanan besar pun mulai memproduksi berbagai variasi kimchi siap saji untuk pasar internasional.

Selain itu, bahan-bahan untuk membuat kimchi, seperti gochugaru (bubuk cabai Korea) dan gochujang (pasta cabai fermentasi), juga menjadi lebih mudah ditemukan di toko-toko internasional. Fenomena ini tidak hanya meningkatkan eksposur global terhadap masakan Korea, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dalam industri makanan dan menciptakan pertukaran budaya kuliner yang lebih luas.

Kimchi, makanan fermentasi ikonik Korea, memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya. Bukti-bukti arkeologis dan catatan sejarah menunjukkan bahwa bentuk awal kimchi telah ada di Semenanjung Korea sejak abad ke-7 Masehi, pada masa Dinasti Silla (57 SM – 935 M). Pada awalnya, kimchi hanya berupa sayuran yang diawetkan dalam garam, tanpa cabai yang menjadi ciri khas kimchi modern.

Proses fermentasi, yang merupakan inti dari pembuatan kimchi, telah lama dipraktikkan di Korea sebagai metode pengawetan makanan untuk bertahan selama musim dingin yang panjang. Fermentasi tidak hanya membantu memperpanjang umur simpan sayuran, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dan menciptakan rasa yang khas.

Selama berabad-abad, resep dan metode pembuatan kimchi terus berkembang dan beradaptasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi kimchi antara lain:

  1. Ketersediaan bahan: Misalnya, cabai merah baru diperkenalkan ke Korea pada abad ke-16 melalui perdagangan dengan Portugal, yang kemudian menjadi bahan utama dalam kimchi modern.

  2. Preferensi regional: Berbagai wilayah di Korea mengembangkan variasi kimchi mereka sendiri berdasarkan iklim lokal dan bahan-bahan yang tersedia. Misalnya, daerah pesisir cenderung menggunakan lebih banyak makanan laut dalam kimchi mereka.

  3. Perkembangan teknologi: Penemuan kulkas pada abad ke-20 mengubah cara orang Korea menyimpan dan mengonsumsi kimchi sepanjang tahun.

Kimchi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi kuliner Korea. Makanan ini tidak hanya dihidangkan sebagai lauk, tetapi juga digunakan sebagai bahan dalam berbagai hidangan Korea lainnya. Proses pembuatan kimchi, yang disebut gimjang, adalah tradisi penting di mana keluarga dan komunitas berkumpul untuk membuat kimchi dalam jumlah besar menjelang musim dingin.

Pengakuan global terhadap pentingnya kimchi dalam budaya Korea semakin diperkuat ketika UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) secara resmi mengakui Kimjang, pembuatan dan berbagi kimchi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2013. Pengakuan ini menegaskan nilai kimchi tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai praktik budaya yang memperkuat ikatan sosial dan identitas nasional Korea.

Saat ini, popularitas kimchi telah melampaui batas-batas Korea. Makanan ini dinikmati di seluruh dunia dan sering dipuji karena manfaat kesehatannya, termasuk kandungan probiotik yang tinggi dan sifat antioksidannya. Penelitian modern terus mengungkap manfaat kesehatan kimchi, termasuk potensinya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan pencernaan.

Kami membuka kesempatan seluas luasnya untuk kerjasama. Silahkan ajukan karyamu dengan menghubungi kami

SUARAZY.ONLINE

Media yang menyajikan info terkini seputar life style, mental health, pop culture, dan travel yang relevan bagi generasi muda.

Kami membuka kesempatan untuk collabs dan berbagi info terbaru. Feel free to contact us!

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox

SanFair Newsletter

The latest on what’s moving world – delivered straight to your inbox